CERPEN
Pagi itu udara begitu dingin, Alunan azan membahana dari masjid seantero desa cisempur. Suara adzan yang begitu indah terdengar kesemua rumah setiap paginya, orang-orang mulai lalu lalang di depan rumah. Diantara mereka ada yang sudah siap dengan pakaian yang rapi untuk menghadap Allah. Dan tak banyak pula orang-orang yang masih menikmati waktu tidur dengan selimut tebalnya.
Suasana pagi itu benar-benar terlihat berbeda tidak seperti biasanya, orang-orang desa yang tak kukenal lalu lalang di depan rumah. Aku melihat ke kiri dan kanan, namun tidak ada satu pun yang aku kenal saat itu. Wajar saja memang baru kemarin aku tiba di desa cisempur kecamatan jatinangor Kabupaten sumedang. Aku disini bersama dengan 24 temanku lainnya, aku dan teman-temanku berada di sini karena sedang melaksanakan tugas praktek lapangan II madya praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri, sebagai salah satu progam pendidikanku di perguruan tinggi. Praktek Lapangan II ini merupakan wujud implementasi tridharma perguruan tinggi, khususnya tridharma pengabdian masyarakat.
Indahnya suasana desa pagi itu, sudah sangat lama aku merindukannya. Desa cisempur, ya disitulah kini aku berada . Hijaunya sawah yang terhampar luas dan kicauan burung yang terdengar begitu merdu di telingaku. Aku berfikir ini desa yang sangat tentram, terletak tepat di kaki gunung gelis yang dikelilingi oleh ladang-ladang sayuran. ketika pertama melihatnya saja, aku membayangkan kehidupanku beberapa hari di sini pasti akan sangat menyenangkan.
“ lisa,,, tiba2 suara temanku mengejutkanku,,,,
“ eh vea,,,,sudah bangun? Tanyaku sambil tersenyum kecil padanya
” kenapa melamun”? tanyanya heran
“ tidak aku hanya takjub dengan suasana desa cisempur yang begitu indah.
“ Ya sama aku juga sangat senang bisa berada di sini sekarang. Suasana desa ini benar2 membuat hatiku merasa tenang dan nyaman. Sholat ke mesjid yuk? Ajaknya
“ yuk. Jawabku (dengan senang hati aku menerima ajakannya).
Kamipun menuju sebuah mesjid yang letaknya tidak jauh dari rumah. Didepan mesjid terdapat sebuah kolam ikan. Sekilas tampak biasa, bangunnya kecil, dan arsiteknyapun masih menggunakan model zaman dulu. Suara Iqomat sang Muazin terdengar begitu merdu, kamipun segera mengambil Saf untuk melaksanakan sholat Subuh berjama’ah mengikuti Imam. Lantunan ayat demi ayat suci Al-Quran yang di bacakan Imam begitu indah terdengar di telinga makmum. Selesai sholat subuh berjama’ah aku dan vea pun segera kembali kerumah.
Langit mulai menurunkan gerimis kecil-kecil saat hari pertama aku dan teman-temanku berjalan menyusuri pematang sawah menuju sebuah kantor desa, Ya pagi ini aku sudah berada di sebuah tempat yang lumayan nyaman yaitu sebuah kantor desa cisempur yang tidak terlalu luas namun tertata rapi . Tempat ini terletak tepat di samping sungai yang mengalir pelan, mendengar gemericiknya saja membuatku ingin sekali berkeliling-keliling desa . Apalagi memandang tepat di depan sana Sebuah gunung besar manglayang namanya, dengan hutan yang didominasi oleh pohon-pohon phinus yang tinggi berdiri menjulang dengan gagahnya.
Hari ini adalah hari pertamaku dan teman-temanku memulai aktivitas di desa ini. Tujuan kami datang ke desa ini adalah untuk mengetahui, mengenal, dan membantu berbagai aktifitas kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di desa ini, selain itu, juga untuk memperoleh bekal dan pengalaman berharga agar dapat bermanfaat baik untuk diri kami sendiri maupun orang lain. Desa Cisempur pada awalnya adalah daerah gabungan antara desa Cisempur dan desa Cinta Mulya. Namun dikarenakan pemekaran, daerah ini kemudian dipisah menjadi dua desa. Desa cisempur merupakan desa dengan karakteristik pedesaan yang masyarakat desanya merupakan bagian dari masyarakat karyawan pabrik. Penduduk desa Cisempur pada umumya memiliki mata pencaharian yang bergerak dibidang perindustrian, selain itu masyarakatnya juga didominasi dengan mata pencaharian sebagai Petani. sehingga di desa ini aku dan teman-temanku dapat memperoleh banyak manfaat langsung terhadap kegiatan penyelenggaraan pemerintahan, kemasyarakatan dan pembangunan di desa.
Kedatangan kami di desa cisempur ini sangat di sambut baik oleh para aparatur desa dan masyarakatnya, desa ini di pimpin oleh seorang kepala desa yang merupakan mantan nara pidana. Meskipun demikian, masyarakat setempat sangat memberikan apresiasi yang baik terhadapnya, hal ini di karenakan kepala desa mereka adalah sosok seorang pemimpin yang sangat pemberani, baik hati dan juga tanggap atas kebutuhan masyarakat dan desanya.
Hari berganti hari, Tak terasa waktu terus berlalu, seolah tak mau kompromi dengan keadaan terus saja ia berlari meninggalkan keindahan desa ini. Sekarang Masa-masa bersama di desa hanya tinggal 2 hari saja.
Bulan suci ramadhanpun kini kembali menyapa hari-hariku. Masjid desa mulai ramai dengan kegiatan ibadah , baik tua maupun muda ikut berbondong-bondong melaksanakan sholat tarawih dengan khusyuknya.” Alhamdulilah ya allah karena engkau masih memberi kesempatan untukku bertemu bulan penuh rahmat dan ampunan ini”.
Tak kalah juga Suara-suara Petasanpun mulai terdengar nyaring di telingaku , sudah dari kemarin nih tar-ter-tor di seputaran rumah. Heu jadi bikin rindu kampung halaman saja ." Ya..Allah, tiba-tiba aku begitu rindu kepada keluargaku, aku rindu dengan senandung do'a yang sering mereka suarakan. Butir-butir kristal tak terasa berjatuhan di atas sajadah panjangku Ketika aku sedang melaksanakan sholat tarawih bersama . Tangiskupun tak dapat ku bendung lagi. Ramadhan bulan yang penuh berkah akan mengisi hari-hari indahku tanpa keluargaku. sungguh kerinduanku akan keluargaku membuat aku tak bisa menahan tangis. Disuasana seperti sekarang ini hanya kesunyian yang aku rasakan.
“ lisa kenapa kau menangis? Tanya vea yang dari tadi memperhatikanku
“ Aku rindu sekali keluargaku, jawabku dengan suara terisak-isak
“ sabar ya, aku mengerti bagaimana perasaanmu , karena sekarang aku juga sangat merindukan keluargaku. kita do’akan saja semoga mereka di sana sehat walafiat. Sebaiknya sekarang mari bersihkan hati dan pikiran kita karena bulan ini adalah bulan yang penuh keberkahan, Semoga kita menjadi hamba-hamba Allah yang mendapat berkah, rahmat, dan ampunan. Dan senantiasa memohon kepada Allah agar kita digolongkan kepada orang-orang yang berjuang demi tegaknya syariat Islam di muka bumi ini. Mari ubah individu dengan melakukan perubahan terhadap masyarakat sekitar kita, katanya sambil tersenyum manis padaku.
“ ya kau benar. Terima kasih ya atas semua nasihat-nasihatmu.
(Selesai sholat kamipun kembali ke rumah untuk beristirahat)
Akhirnya tepat di hari ke 21 kami praja-praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri harus bersiap untuk kembali ke kampus tercinta. Selama 21 hari menjalankan program kerja, membaur dan belajar bersama masyarakat. Berat sekali rasanya jika harus berpisah dan meninggalkan desa cisempur ini. Perpisahan memang menyedihkan, namun sesungguhnya dibalik semua itu pasti akan ada hikmah yang tersembunyi.
Pertemuan dan perpisahan selalu terjadi silih berganti
Setiap terjadi pertemuan, maka pasti akan ada perpisahan.
By: Rina Mellisa

Tidak ada komentar:
Posting Komentar